CARA MENGATASI STRES KULIAH DAN TETAP PRODUKTIF

Gambar
  Stres saat kuliah? Siapa yang tak pernah mengalaminya? Namun, jangan biarkan stres merenggut potensi dan semangat belajarmu. Artikel ini akan membantumu menemukan strategi efektif untuk mengelola tekanan perkuliahan sekaligus menjaga, bahkan meningkatkan, produktivitasmu. Berikut tipsnya : 1. Mengatur Waktu dengan Baik (Time Management) Mengatur waktu yakni merencanakan dan menggunakan waktu secara efisien untuk berbagai kegiatan, mulai dari belajar, mengerjakan tugas, istirahat, sampai bersosialisasi. Tujuannya supaya semua hal penting bisa dilakukan tanpa merasa terburu-buru dan kewalahan. Tips: Buat Daftar Tugas Harian/Mingguan. Dicatat semua hal yang perlu dilakukan. Bisa memakai buku catatan biasa atau aplikasi di ponsel. Prioritaskan Tugas. Lihat mana tugas yang paling penting dan mendesak, kerjakan itu terlebih dahulu dan kasih tanda bintang atau urutan nomor pada daftarmu. Buat Jadwal Belajar. Tentukan jam-jam tertentu dalam sehari untuk belajar. Usahakan konsisten dengan...

APA ITU PLAGIARSME? BERIKUT CARA MENGHINDARI DAN JENIS PLAGIARISME

Plagiarisme oleh (The Office of Research Integrity, 1994) didefinisikan sebagai “to include both the theft or misappropriation of intellectual property and the substantial unattributed textual copying of another’s work (para. 2)”. Produk intelektual yang berisikan ide, data, dan tulisan merupakan bentuk hasil karya yang sering menjadi bahan plagiarisme (Cooper, 2016a). Plagiarisme sederhananya adalah melakukan copy dan paste dari produk intelektual orang lain yang disalahgunakan tanpa menyebutkan nama penulis, penemu, dan penggagas orisinal. Plagiarisme dapat terjadi secara disengaja maupun tidak disengaja, kedua alasan motivasional ini tetap dianggap sebagai plagiarisme jika pada dua karya ilmiah terdapat kesamaan tanpa melakukan sitasi dan perubahan teks asli menggunakan kata-kata sendiri. 

Tiga jenis plagiarisme dari kategori adalah intentional, unintentional, dan inadvertent. Pada dasarnya ketiga jenis plagiarisme ini memiliki benang merah berupa kesengajaan, ketidaksengajaan, dan kelalaian. Cooper (2016b) menjelaskan bahwa plagiarisme tidak dapat dipandang dari motivasinya, plagiarisme tetaplah plagiarisme. Intentional plagiarism terjadi ketika penulis secara sengaja melakukan aksi plagiarisme (Barnett & Campbell, 2012), disebut pula dengan istilah deliberate plagiarism (Marshall & Rowland, 1998). 

Unintentional plagiarism adalah bentuk yang berlawanan dengan jenis yang pertama, ditandai dengan ketidaksengajaan. Barnett dan Campbell (2012) memaparkan bahwa penulis mendengar atau membaca kata, frase, atau ide orang lain dan kemudian melupakan sumbernya. Pelaku berpikir bahwa apa yang ia tulis adalah ide orisinalnya. Inadvertent plagiarism adalah bentuk terakhir dari tipe motivasi plagiarisme. Jenis ini mirip dengan unitentional plagiarism, perbedaannya adalah pelaku lalai atau lengah mengabaikan sumber pemikiran atau tidak mencatat kutipan (Barnett & Campbell, 2012).

Patchwriting adalah menyalin teks yang pernah ada sebelumnya tanpa menyebutkan sumber orisinal (Roig, 2003). Tindakan ini menurut Roig termasuk menggunakan sinonim dan memperpendek/memperpanjang frase. Inappropriate praraphrasing, mirip patchwriting, tetapi sumber orisinal tetap disebutkan, hanya saja sedikit dilakukan perubahan tanpa diberi tanda petik yang mengindikasikan bentuk kutipan langsung (Cooper, 2016a).

Inappropriate praraphrasing terjadi ketika penulis melakukan kutipan tidak langsung, alih-alih menggunakan kalimat yang dibuat sendiri dengan ide pokok yang sama dengan sumber aslinya (parafrase), tetapi pelaku plagiarisme jenis ini hanya mengganti, menambah, atau mengurangi beberapa kata dalam 1 kalimat/paragraf dengan tetap mencantumkan sumber sitasi. Summaries adalah menyingkat tulisan orang lain tanpa menyebut sumber atau tidak menggunakan pengutipan secara baik (Cooper, 2016a).

Terdapat 3 langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari plagiarisme Cooper (2016b): (1) Menghindari pencurian ide “intellectual theft” dengan menyitasi sumber orisinal, sumber yang paling representatif, atau sumber paling terbaru. (2) Melakukan pengutipan dan parafrase. (3) Menggunakan layanan uji plagiarisme. 

Beberapa alasan berikut memperbolehkan untuk self-citation (Pandita & Singh, 2017): (1) Mengembangkan studi sebelumnya. (2) Mengisi gap (celah) penelitian terbaru dengan menggunakan temuan terdahulu. (3) Memperbaiki atau memasukkan perubahan yang diperlukan pada suatu temuan sebelumnya. (4) Spesialisasi yang hanya mengarah pada penulis tersebut, ia yang lebih banyak menguasai topik tersebut. Sementara yang kurang etis adalah (5) meningkatkan angka H-Index melalui jumlah sitasi yang banyak. 

Pencegahan plagiarisme menjadi tanggung jawab semua pihak. Bagi para pengelola jurnal sangat penting untuk menjelaskan kebijakan dan aturan mengenai plagiarisme di halaman jurnal online (Horbach & Halffman, 2019).

DAFTAR PUSTAKA

Barnett, J. E., & Campbell, L. F. (2012). Ethics issues in scholarship. In S. J. Knapp (Ed.), PA handbook of ethics in psychology: Vol. 2. Practice, teaching, and research (pp. 309–333). Washington, DC: American Psychological Association.

Cooper, H. (2016a). Ethical choices in research: Managing data, writing reports, and publishing results in the social sciences. Washington, DC: American Psychological Association.

Cooper, H. (2016b). Principles of good writing: Avoiding plagiarism. Retrieved January 27, 2019, from APA Style Blog website: https://blog.apastyle.org/apastyle/2016 /05/avoiding-plagiarism.html

Horbach, S. P. J. M., & Halffman, W. (2019). The extent and causes of academic text recycling or “selfplagiarism.” Research Policy, 48(2), 492– 502. doi: 10.1016/j.respol.2017.09.004

Marshall, L., & Rowland, F. (1998). A guide to learning independently, 3rd Edition. Melbourne: Addison Wesley Longman.

Pandita, R., & Singh, S. (2017). Selfcitations, a trend prevalent across subject disciplines at the global level: an overview. Collection Building, 36(3), 115–126. doi: 10.1108/CB-03-2017-0008

Roig, M. (2003). Avoiding plagiarism, selfplagiarism, and other questionable writing practices. Retrieved from https://ori.hhs.gov/avoidingplagiarism-self-plagiarism-and-otherquestionable-writing-practices-guideethical-writing

The Office of Research Integrity. (1994). ORI policy on plagiarism. ORI Newsletter, 3(1), 5–6. Retrieved from http://ori.hhs.gov/ori-policyplagiarism


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANK ILMIAH VOL 6

BANK ILMIAH VOL 8

AI PEMBUAT FLOWCHART TERBAIK